CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 15 November 2014

Cerita Indah tentang Perjuangan Kami

Tujuh ratus lima puluh juta
Nominal inilah yang akan Menjadi kendaraan Kami
Membawa Kami terbang menuju mimpi besar
Mimpi ini pernah kami tulis bersama
Dua tahun yang lalu. Mimpi Titanium!
Kami sadar, sekarang mimpi itu harus terwujud
Ratusan juta itu bukan jumlah yang sedikit
Bukan pula jumlah yang biasa
Tapi banyak! Banyak sekali
Kami ragu. Apa mungkin?
Kami gugup. Apa bisa?
Kami ibarat pohon yang tangguh
Bukan bibit, bukan pula pohon tua
Kami harus tetap tumbuh
Agar bisa Menjadi pohon rindang
Guru kami pernah bilang
"Pohon itu perlu disakiti,
Agar pohon itu bisa tumbuh menjadi lebih baik"
Jadi, kami siap disakiti agar tumbuh lebih baik
Proposal ditolak tibuan kali?
It's oke!
Mimpi kami di cemooh?
Kami tak peduli
Kami tangguh, dengan kepercayaan rupiah-rupiah itu akan terkumpul
Tapi lebih dari itu
Kelapangan hati.
Kami belajar ikhlas
Meski cambuk itu berkali-kali melecut, kami lapang!
Kami belajar kesungguhan
Menyertakan Allah selalu disetiap hari kami
Yang paling penting,
Kami mengerti arti dari waktu
LKMA, OSIS, sekolah, boarding
Semua itu harus terbagi dalam
Dua puluh empat jam!
Alhamdulillah sedikit demi sedikit
Pemasukan kami meningkat
Dari sponsor, donatur, atau dana kreatif
Kami yakin, Australia hanya sejarak pelupuk mata
Namun, Allah adalah sutradara terbaik yang pernah ada
Konflik yang ia ciptakan
Selalu menguras tenaga, hati, dan air mata kami pasang surut
Sekarang masalah terbesar adalah VISA!
Ya allah, padahal tinggal sepelemparan batu
Kami mencapai negri koala itu
Kini sebagian dana harus kami ikhlaskan lenyap bersama penolakan Visa
Kami takut! Kami gentar!
Kami tak pernah tenang!
Ini mimpi satu angkatan!
Keberhasilan atau kegagalan adalah tanggung jawab satu angkatan
Kami khawatir, australia seakan menjauh dengan sendirinya
Rencana cadangan mulai dibentuk
Plan B, C dibangun dengan segera pergantian destinasi
Tapi kekhawatiran kami justru semakin menjadi
Bagaimana kami harus mempertanggung jawabkan hal ini kepada sponsor yang telah memberikan kepercayaannya?
Apa yang harus kami sampaikan disana?
Sedangkan kami masih buta tentang negara-negara?
Bagaimana prasaan adik-adik dengan segala kemungkinan ini?
Allahlah sebaik-baiknya perencana
Kami semua menjejaki Thoriq bin ziyad
Membakar semua kapal-kapal itu!
Rencana-rencana itu!
Dengan segala konsekuensi
Kami siap menerima semua
Hanya satu tujuan,
Menang dan hidup mulia
Atau mati sebagai syuhada
Ketengguhan hati kami
Menggiring kami menuju kapal ini
MENUJU AUSTRALIA


-SIGMA & GG-



ya, itu narasi buatan adek-adek kami, tentang kami, TITANIUM. Kata-kata di atas udah cukup mewakili proses perjalanan kami dalam mencapai mimpi besar kami, LKMA 2014 Flight to Austalia. 
Terima kasih ya Allah, Engkau adalah sebaik-baik sutradara. SkenarioMu sangat indah. Kami hanya menjadi pemain yang berusaha memerankan peran kami dengan sebaik mungkin. Sampai akhirnya, kegelisahan kami, keraguan kami, Engkau jawab dengan keajaibanMu.

Sabtu, 29 Maret 2014

Aku Rindu.



Malam ini, aku iseng buka-buka folder laptop. Penuh. Banyak file tugas, file laporan pertanggungjawaban, file penelitian, dan segala bentuk file yang dalam waktu belakangan ini sering ku’mainkan’. Dengan segala keriweuhan melihat segala file itu, mataku terhenti pada folde ‘PHOTO’. Rasa penasarankupun muncul, “foto apa ya ini? Sepertinya jarang kubuka”, benakku. Kubuka folder itu. Ternyata, foto masa laluku dan keluargaku,sekitar 5 tahun yang lalu. 

Kuperhatikan satu-persatu. Terlihat wajah adikku yang masih imut-imut. Wajah innocent-nya memberi kesan hangat pada siapapun yang melihatnya. Senyum tipisnya membuatku ingin tersenyum juga. Kutatap lagi wajah ayahku, ibuku. Wajah mereka yang tampak lebih muda dari umurnya sekarang, mengingatkanku pada kehangatan kasih sayang mereka yang tak pernah luntur dan padam. Mengingat mereka yang kian hari kian menua. Tetapi, lagi-lagi, semyum mereka, membuatku ingin tersenyum juga. Kutatap lagi satu persatu wajah mereka di dalam gambar. Dan akupun terhenti pada gambar seseorang. Ya, aku. Haha lucu rasanya melihat aku yang masih kecil. Mukanya masih sangat polos. Senyumnya lembut, matanya berbinar, tapi banyak gaya. Haha..

Mukaku (atau muka siapapun di dalamnya) terlihat ringan, seolah tak ada beban menimpa hidupnya. Tak ada senyum paksa yang tersirat dalam muka itu. Ceria dan penuh warna. Bahagia sekali melihatnya :)

Aku rindu. Aku rindu masa-masa itu. Masa dimana aku belum sesibuk sekarang. Dulu, aku punya banyak waktu untuk hal itu. Ya, untuk foto-foto bersama keluarga, jalan-jalan ke tempat wisata bersama keluarga, atau hanya bermain dan menonton tv bersama di rumah. 

Aku rindu masa dimana jalan hidupku belum serumit sekarang. Masa dimana teman bermainku masih buku gambar, crayon, kartu, dan masak-masakan. Bukan laptop, buku, atau tumpukkan kertas seperti sekarang. Aku rindu masa dimana aku begadang karena main game dan menggunting-gunting kertas warna untuk membuat something. Tapi sekarang aku harus begadang untuk memenuhi deadline-deadline yang terus berdatangan tiap hari. Aku rindu saat dulu kebingunganku hanya pada ‘bingung mau ngewarnain pake warna apa’ atau ‘bingung mau pake baju apa’. Sekarang, kebingunganku adalah ‘aku harus melakukan apa untuk memenuhi kewajibanku kepada mereka’. Aku juga rindu dengan pertemananku dulu, yang tiap sore aku selalu bermain bersama teman-teman sekomplek perumahanku, bermain sepeda atau main petak umpet. Tak jarang dulu kamipun sering bertengkar, yaa pertengkaran kecil, yang timbul hanya karena ‘kamu-nggak-ngajak-aku-main’ atau ‘kamu-main-petak-umpetnya-curang‘. Sekarang, aku menghadapi banyak orang, yang mempunyai watak dan karakter yang berbeda-beda pula. Sekarang yang aku hadapi adalah orang yang lebih dewasa. Yang menggunakan akal dan perasaannya saat berbicara. Yang selalu memperhatikan logika. Yang selalu bicara soal fakta. Yang pembicarannya bukan lagi sekedar ‘mau main apa’ tapi ‘kita harus melakukan apa’. 

Aku rindu semuanya. Aku rindu keadaan dahulu. Aku rindu semuanya. Ya, tapi hanya rindu, tidak bermaksud ingin kembali ke masa lalu, karena sekarangpun aku sedang menjalani hidup -yang setiap harinya- baru. It’s life, and time is rolling. Waktu berputar dan terasa sangat cepat. Aku yakin, hidup yang aku jalani sekarang juga pasti akan memberi kesan yang dalam untuk kehidupanku nanti. Karna dulu adalah masa lalu, dan hari ini adalah masa lalu bagi masa depan. Rasulullah berfirman:  “Barangsiapa yang lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung. Barangsiapa yang sama seperti hari kemarin adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang lebih buruk dari hari kemarin adalah orang yang celaka”
Ya, yang kita kuasai adalah bagaimana caranya menjadi lebih baik dari hari ke hari, dari masa ke masa. Yang lalu biarlah berlalu dan menjadi kenangan indah. 

Untuk malam ini, aku ingin mengatakannya sekali lagi, Aku Rindu.










Sunday, 1:11 am, 30-03-14, @ beloved room, home sweet home